PRAU 2565

Halo Sahabat DetikWisata !

Kali ini aku ingin berbagi tentang perjalanan ekspedisiku di Jawa Tengah. Kali ini aku bersama teman-teman mendaki Gunung Prau yang berada di Kabupaten Wonosobo dekat dengan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Oh iya pendakian kali ini melalui jalur Patak Banteng.

Dimulai dari Tips Berkendara.
Alternatif berkendara dapat menggunakan Bis atau Kereta. Jika teman-teman menggunakan Bis. Carilah bis yang langsung menuju Terminal Mendolo Wonosobo, jika teman-teman melakukan perjalanan dari Jakarta tarif Bis yang ada sekitar 100-120rb, jika teman-teman melakukan perjalanan dari Bandung teman-teman akan dikenai tarif sebesar 70rb (Bis Sinar Jaya) atau 88rb (Bis Budiman), Bis dapat ditemukan di Terminal Cicaheum. Setelah sampai di Terminal, teman-teman selanjutkan perjalanan dengan mikromini yang sudah standby dan akan membawa teman-teman menuju Basecamp Prau Patak Banteng. Sedangkan jika teman-teman menggunakan Kereta Api, teman-teman harus turun di Stasiun Puwokerto dengan tiket kereta 62rb (dari Bandung) dan 85rb (dari Jakarta), setelah sampai di Stasiun teman-teman melanjutkan perjalanan menuju Terminal Mendolo yang tarifnya belum aku ketahui, hehe. Dari terminal ke basecamp sama saja menggunakan mikromini.

Selanjutnya, Tips ketika Mendaki.
Prau dengan ketinggian 2565 MDPL termasuk Gunung yang dapat dijangkau seorang pemula. Awalnya aku berpikir begitu, mengingat ketinggian masih berada di sekitar 2000an dan juga terletak di daerah dataran tinggi tentu kita akan memulainya tidak dari bawah. Setelah ngobrol dengan petani di daerah sana, akhirnya aku tau bahwa pendakian Prau via Patak Banteng dimulai dari ketinggian 2000 MDPL, tapi sisanya itu ternyata memiliki jarak sebesar 2000 meter dengan medan yang lumayan menguras tenaga. Teman-teman akan menemukan medan kemiringan sekitar 70 derajat setelah melewati pos 3. Oh iya, di Jalur ini hanya ada 3 pos dan setelahnya teman-teman dapat langsung menuju puncak, perjalanan cepat dapat ditempuh selama 2,5 jam dan perjalanan santaisekitar 4 jam. Prau yang berada di daerah dataran tinggi ini memiliki suhu yang cukup membuat linu badan, sebelumnya pada musim penghujan di Prau terjadi hujan es dengan suhu mencapai minus 5 derajat celsius, namun, pada saat kami mendaki suhu tidak begitu ekstrim sekitar 1 derajat celsius, tapi ini sudah cukup menjadi pengalaman pertamaku tidur malam hari yang tidak nyaman karena kedinginan. Penggunaan Sleeping Bag tidak lagi berarti karena dinginnya sangat terasa sejak pukul 22.00-03.00, setelah itu suhu mulai dapat diterima oleh tubuh. Sekitar pukul 04.45 sunrise sudah muncul dan sungguh indah. MasyaAllah. Oh iya di atas puncak teman-teman dapat melihat pemandangan Gunung yang berjejer persis seperti yang ada di logo Aqua. Penasaran itu menunjukkan gunung apa saja? Ternyata itu adalah gunung Sindoro dan Sumbing yang teman-teman lihat aslinya di Puncak Gunung Prau. Sekian perjalanan ekspedisi kali ini. Sampai berjumpa di Ekspedisi Berikutnya !

Penulis : 
Nur'azizah Inayati
https://www.instagram.com/nurazinayati